"Bukan Menanti Datangnya Ratu Adil"
Ir. Soekarno |
"Pemimpin-pemimpin
Indonesia di masa dulu,
adalah pemuda-pemuda
yang disiapkan oleh lingkungan,
ditimpa oleh ketertindasan
dalam era penjajahan.
Mereka memiliki keberanian
untuk melawan keadaan"
Dalam mitologi Suku Jawa, suatu keadaan tertindas nan kacau akan diakhiri dengan datangnya ratu adil. Maka orang pun berlomba-lomba yang mengaku dirinya sebagai ratu adil. Sejatinya ratu adil hanyalah sebuah pengharapan dan penantian dalam alam bawah sadar. ini semacam kerinduan akan hadirnya sosok pemimpin yang dapat mengayomi dan melindungi rakyatnya. Pemimpin cerdas terbagi dua yaitu cerdas saja dan cerdas dengan membawa perubahan.
Namun untuk melakukan perubahan, cerdas saja tidak cukup jika tidak didampingi dengan keberanian. Pasalnya kecerdasan itulah yang justru dapat menghambat keberanian. Keberanian diperlukan karena merupakan faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter. Kepemimpina berkarakter berbanding terbalik dengan kepemimpinan populis. Kepemimpinan populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.
Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan yang membedakan kepemimpinan sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership), keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan siap menerima risiko apapun.
Moh. Hatta |
Pemimpin yang lahir tanpa terlebih dahulu melalui sebuah proses persiapan, biasanya akan mengalami kegagalan. Pada awalnya mungkin terlihat berhasil tetapi pada akhirnya pasti akan mengalami kegagalan. Pemimpin bukan berdasarkan prestise tapi prestasi dan karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar